Medan – Puluhan massa mengaku tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara berunjukrasa ke gedung DPRDSU Jalan Imam Bonjol Medan, Jumat. Dalam orasinya, massa meminta Kapolda Sumatera Utara Paulus Waterpau dicopot dari jabatannya karena dinilai tidak becus menjalankan tugasnya,
terlibat bentrok dengan sejumlah petugas keamanan gedung dewan.
Hal itu disebabkan seorang petugas keamanan gedung dewan berusaha memadamkan dan mengambil ban bekas dari kerumunan pengunjukrasa yang berusaha dinyalakan oleh sesorang pengunjukrasa. Akibanya aksi petugas kemanan tersebut mendapat penolakan dari massa, sehingga aksi saling dorong dan tolak terjadi di depan pintu masuk gedung dewan.
Aksi saling dorong dan hujat antar pengunjukrasa dan petugas akhirnya dapat ditenangkan oleh pihak kepolisian yang meminta massa agar menyampaikan aspirasinya dengan baik dan tenang. Dalam aksinya, Aliansi BEM Nusantara mengkritisi kinerja Kapoldasu, Paulus Waterpaw.
“Salahsatunya soal alutista helikopter Polda Sumut yang digunakan oleh sepasang kekasih dalam resepsi pernikahan di Pematangsiantar, sebagaimana beredar di media sosial. Sebab helikopter yang seharusnya digunakan untuk mendukung kinerja kepolisian malah digunakan untuk kepentingan pribadi,” kata Koordinator Aksi, Zulkifli dalam orasinya.
Aliansi BEM Nusantara tersebut terdiri dari sejumlah perguruan tinggi di Kota Medan, diantaranya BEM UISU, BEM AL Azhar, BEM Potensi Utama, BEM Dharmawangsa, BEM Triguna Dharma dan BEM Univa. Menurut aliansi BEM pemakaian helikopter polisi untuk kepentingan pribadi apalagi perkawinan merupakan tindakan tidak benar.
“Helikopter dibeli dan operasionalnya dengan menggunakan uang negara, namun kenapa malah dipakai untuk acara pernikahan. Anehnya Kapolda malah mengatakan penganten tersebut berada diluar,” katanya.
Padahal lanjut Zulkifli, dalam taranyan video sudah sangat jelas penganten tersebut berada di dalam Helikopter yang disebut-sebut terbang dari Tapsel menuju Pematangsiantar. Informasi juga menyebutkan penggunaan helikopter tersebut ada kaitannya dengan Ketua Fraksi PDIP DPRD Tapsel, Andi Jaka Sipahutar yang merupakan keluarga dekat mempelai perempuan.
Selain memprotes pemakaian helikopter polisi untuk perkawinan, aksi mahasiswa juga mnyoroti kinerja Kapolres Asahan AKBP Kobul Syahrin Ritonga, soal dugaan melakukan tangkap lepas terhadap tiga bandar narkoba. Anehnya Kapoldasu Paulus Waterpau malah melindungi kapoles tersebut.
“Untuk itu kami meminta Kapolri Tito Karnavian segera mencopot Kapolda Sumut Paulus Waterpau karena diduga menerima gratifikasi dan melindungi Kapolres Asahan. Tindakan ini merupakan mencemarkan institusi Polri dan tidak cakap dalam memimpin institusi Polri di Sumut,” ucapnya.
Sementara itu Ketua Fraksi PDIP DPRD Tapsel, Andi Jaka Sipahutar saat diminta klarifikasi dan keterangannya soal namanya terkait dalam permasalahan video penganten menggunakan helikopter Polri tersebut melalui telepon selularnya bernomor : 0811625xxxx, hingga kini belum ada berkenan memberikan klarifikasinya. Namun saat wartawan melihat aktifitas status pada akun facebook atas nama Andi Jaka Spd, pada Jumat (2/3/2018) malam, terlihat menguploud foto pasangan penganten tersebut.
Foto tersebut dia unggah pada tanggal 26 Februari 2018 pukul 22.50 WIB, dengan lokasi tercantum di Pematangsiantar. Selain menguploud pasangan penganten yang sedang berjalan di atas karpet merah dengan posisi helikopter terlihat berada di posisi belakang kanan penganten pria.
Foto yang diuploud Andi Jaka Sph tersebut langsung mendapat 43 like (suka) dan 2 emotin (tanda love). Selain itu, ada seorang netizen memberikan komentar pada foto tersebut yakni bernama Egi Pratama “Mak ngeri prewetnya om”.
Komentar Egi tersebut sebelumnya masih terlihat dijawab oleh Andi Jaka dengan menyebutkan bahwa hal itu bukan prawedding namun nikahan saat akun facebooknya diamati pada Kamis (1/3/2018) sekitar pukul 21.00 wib. Namun, jawaban Andi yang membenarkan acara pernikahan tersebut pada Jumat malam sudah tidak terlihat lagi. (jamlun