Medan – Pembangunan di Indonesia menunjukkan kemajuan yang sangat pesat dengan meningkatnya jumlah populasi masyarakat Indonesia secara signifikan menyebabkan meningkatnya biaya kebutuhan akan bahan bangunan khususnya atap yang berfungsi sebagai pelindung konstruksi rumah dan isinya. Atap saat ini telah memiliki beragam jenis bahan dasar seperti atap berbahan dasar seng, tanah liat, dan komposit polimer.
Atap yang baik adalah atap yang awet, kuat, tahan lama, dan tahan terhadap kondisi cuaca. Di area modren ini atap berbahan komposit polimer banyak dikembangkan karena memiliki bobot yang ringan, kekuatan yang baik dan harga yang relatif murah. .
Disisi lain tanaman kelapa merupakan tanaman yang banyak dijumpai hingga pelosok Nusantara khususnya Indonesia, sehingga hasil alam berupa kelapa di Indonesia sangat melimpah. Pohon kelapa memiliki banyak manfaat bagi manusia salah satunya serat sabut kelapa. Secara tradisional serat sabut kelapa hanya dimanfaatkan untuk bahan pembuat sapu, keset, tali dan alat rumah tangga lainnya.
Seiring berkembangnya teknologi dibidang material seperti bahan serat alam, serat sabut kelapa saat ini dapat menjadi bahan penelitian komposit karena dapat dilakukan kombinasi serat alam sebagai bahan penguat komposit .
Serat sabut kelapa merupakan salah satu material alternatif yang dapat dimanfaatkan dalam pembuatan bahan komposit, menggunakan serat sabut kelapa sebagai bahan pembuatan atap rumah adalah suatu cara yang baik untuk mengurangi evolusi limbah alam seperti serat sabut kelapa. penggunaan serat sabut kelapa banyak digunakan karena serat sabut kelapa memiliki sifat tahan lama, tidak mudah patah, tahan terhadap air, tidak mudah membusuk, tahan terhadap jamur dan hama .
Selain berguna sebagi bahan pembuatan atap rumah, masyarakat juga dapat mengetahui cara mengelolah limbah serat sabut kelapa menjadi bahan material yang berguna dibidang industri maupun kontruksi. Melihat manfaat serat sabut kelapa yang begitu berpotensi untuk dikembangkan ini akan menarik sekali untuk melakukan suatu penelitian, bagaimana supaya serat sabut kelapa dapat lebih bermanfaat. Salah satunya yaitu dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan atap rumah .
Komposit serat merupakan jenis komposit yang menggunakan serat sebagai penguat komposit. Serat yang digunakan biasanya berupa serat gelas, serat karbon, serat aramid dan sebagainya. Serat ini bisa disusun secara acak maupun dengan orientasi tertentu bahkan bisa juga dalam bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman.

Kegiatan yang dilakukan dalam program pemanfaatan rekayasa material industri komposit polimer di industru kontruksi dengan tujuan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yang knsisten dan berkualitas. Untuk itu diperlukan penguasaan IPTEK dibidang pengembangan material kontruksi bangunan yang mendukung terlaksananya inovasi teknologi. Kita ketahui sekarang ini, kontruksi bangunan tempat tinggal, khususnya rumah hunian memiliki elemen yang relatif berat sehingga memerlukan waktu yang cukup lama untuk instalasi[6]. Padahal jika darurat, dibutuhkan infrastruktur yang mudah dan cepat dalam proses instalasi. Jika ditinjau dari sisi material, tentunya diperlukan teknologi material ringan sehingga dapat dibawa dan dirakit oleh masyarakat[7]. Dari sisi sitem struktur, harus dapat mengakomodasi proses instalasi yang cepat dan memiliki kapasitas yang besar. Karena itu, memalalui penelitia kontruksi komposit serat alam, diharapkan dapat memperoleh teknologi material kontruksi yang ringan, cepat dalam proses instalasi dan memiliki kapasitas yang cukup baik.
Sudirman Lubis menjelaskan dengan demikian sifat mekaniknya pun harus lebih baik dari matriksnya. Ini menjadi syarat utama bahan penguat. Salah satu indikatornya yaitu ketika terjadi pembebanan lebih yang menyebabkan kegagalan pada komposit, maka yang gagal atau rusak terlebih dahulu adalah matriks dan bukan penguatnya. Sehingga jika penguatnya mengalami kegagalan terlebih dahulu maka sebenarnya bahan tersebut tidak bisa menjadi penguat dalam komposit. Jika matriks menempati persentasi volume di atas 50% maka penguat tidak lebih dari 50%.

Hal ini disebabkan karena jika penguatnya lebih besar daripada matriks maka akan mengurangi daya ikat antar permukaan, penguat dengan matriksnya. Akibatnya selanjutnya yaitu kekuatan komposit akan menurun. Oleh karena itu persentasi penguat dan matriks harus diatur sedemikian rupa agar keduanya dapat berfungsi secara maksimal.
Serat dalam bahan komposit berperan sebagai bagian utama yang menahan beban, sehingga besar kecilnya kekuatan bahan komposit sangat tergantung dari kekuatan serat pembentuknya. Semakin kecil bahan (diameter serat mendekati ukuran kristal) maka semakin kuat bahan tersebut, karena minimnya cacat pada material.
Serat dibedakan menjadi dua yaitu serat alam dan serat sintetis. Serat alam merupakan yang berasal dari alam misal enceng gondo, serabut kelapa, serat pisang dll, sedangkan serat sintetis adalah serat yang dibuat dari bahan-bahan an-organik. Pada umumnya serat sintetis yang kebanyakan digunakan adalah serat gelas, nylon,kevlar, serat karbon dan lain sebagainya.
Adapun dalam pelaksanan PKM tahun ini mitra yang kita libatkan ada dua komunitas yaitu, kelompok tani sinar jaya dan kelompok tani sejahtera yang berada di daerah kabupaten deli serdang dan berjarak sekitar 20 km dari universitas muhammadiyah sumatera utara