Tanjung Balai – Aliansi Mahasiswa Merdeka (Asmara) turun ke jalan dan berunjuk rasa mendesak Kepolisian Polres Tanjungbalai agar mengusut dan menindak lanjuti laporan dugaan Pungli dan Korupsi di tubuh Sat Pol PP Tanjungbalai, Rabu (24/10).
Dalam orasinya, pengunjuk rasa juga meminta Wali Kota agar mencopot Kasat Pol PP setempat terkait adanya dugaan Pungli dan Korupsi yang dilakukan instansi penegak Perda tersebut,
Vicky Suprayoto koordinator aksi dalam orasinya mendesak Wali Kota HM. Syahrial untuk mencopot Kasat Pol PP karena kinerja instansi itu dinilai tidak layak dan tidak pantas memimpin institusi penegak Perda tersebut dan sudah mencederai visi pemerintah setempat berslogan religius. Selain itu, pengunjuk rasa meminta kepolisian setempat untuk mengusut dugaan Pungli ditubuh instansi tersebut yang telah dilaporkan dalam unjuk rasa pada Rabu (17/10) lalu.
“Sesuai janji kita dalam aksi sebelumnya, kita akan kawal laporan dugaan Korupsi ditubuh Sat Pol PP sesuai temuan BPK RI pada tahun 2017 telah menemukan ketidaksesuaian belanja langsung di instansi itu, salah satunya dugaan pemalsuan stempel pembelian suku cadang mobil dinas serta pembelian alat kebersihan kantor. PPTK nya berinisial DA. Akibatnya kerugian negara mencapai Rp. 31 Juta, ” ucapnya.
Selain itu juga katanya, pihak Sat Pol PP juga diduga telah melakukan Pungli dari tempat-tempat hiburan malam/cafe sebesar Rp. 2 Juta perbulan dengan dalih untuk uang pengamanan.
“Kita minta persoalan dugaan Korupsi dan Pungli ditubuh Sat Pol PP yang telah kita laporkan ke Mapolres Tanjungbalai agar ditindak lanjuti. Dan kita akan tetap kawal laporan tersebut, ” ucap Vicky didampingi Wandi Koordinator Asmara usai menyerahkan berkas kasus dugaan korupsi dan pungli ke Polres Tanjungbalai.
Diakhir aksinya, Asmara juga kembali menyerahkan berkas terkait dugaan Pungli dan Korupsi tersebut kepada pihak Polres Tanjungbalai yang menemui pengunjuk rasa, dan membubarkan diri dengan tertib. (Surya)