Awal Munculnya Semburan Lumpur Panas Mandailing Natal, Warga Mulai Resah
Fenomena semburan lumpur panas yang muncul di Mandailing Natal, Sumatera Utara, sejak akhir April 2025, mulai menimbulkan keresahan di kalangan warga sekitar.
Kejadian ini bukan hal baru, namun intensitas dan jumlah titik semburan yang semakin banyak membuat masyarakat khawatir akan dampak lingkungan dan kesehatan. Selain itu, bau menyengat dari gas yang ikut keluar bersama lumpur menambah kekhawatiran warga.
Apa penyebabnya dan bagaimana respons pemerintah?
Penyebab dan Kronologi Munculnya Semburan Lumpur Panas
Semburan lumpur panas pertama kali terdeteksi pada 25 April 2025 di Desa Roburan Dolok, Kecamatan Panyabungan Selatan.
Hingga kini, telah teridentifikasi 15 titik semburan yang tersebar di lima lokasi berbeda. Menurut warga, semburan ini sudah ada sejak lama, namun baru mulai bertambah banyak dan masif sejak 2018.
Selain lumpur panas, semburan juga mengeluarkan gas dan air. Bau belerang yang menyengat sering tercium di sekitar lokasi, yang membuat warga semakin resah.
Munculnya semburan ini diduga terkait dengan aktivitas pengeboran panas bumi oleh PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) yang dilakukan beberapa tahun sebelumnya.
Dampak Semburan Lumpur Panas bagi Warga dan Lingkungan
Semburan lumpur panas telah merusak sekitar lima hektar lahan dan kebun karet milik masyarakat. Lumpur yang keluar dari semburan juga mencemari sungai di sekitar lokasi. Saat hujan turun, lumpur terbawa ke sungai sehingga airnya tidak bisa digunakan oleh warga untuk kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, munculnya gas berbau menyengat menimbulkan kekhawatiran akan potensi bahaya kesehatan, meskipun hasil uji laboratorium awal dari Kementerian ESDM menyatakan semburan tidak mengandung gas beracun H2S.
Tanggapan Dari Gubsu Terkait Semburan Lumpur Panas Mandailing Natal
Gubernur Sumatera Utara, Bobby Nasution, menanggapi semburan lumpur panas di Mandailing Natal dengan sikap hati-hati dan berjanji akan memantau serta mendalami penyebab dan dampaknya.
Ia menyatakan bahwa pemerintah provinsi masih mengumpulkan data dan melakukan kajian, termasuk kemungkinan keterkaitan semburan dengan aktivitas industri seperti pengeboran panas bumi oleh PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP).
Bobby juga menegaskan belum bisa memastikan apakah semburan tersebut berbahaya bagi masyarakat dan akan terus berkoordinasi dengan Bupati Mandailing Natal untuk penanganan dampak, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi.
Peninjauan langsung ke lokasi juga akan dilakukan untuk mendapatkan gambaran lebih jelas