Banda Aceh – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, dua titik panas yang merupakan indikasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terpantau di wilayah Aceh.
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Aceh, Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Selasa, mengatakan, dari pantauan itu diketahui terjadi penurunan terhadap jumlah titik panas di provinsi paling Barat di Indonesia.
“Pagi ini, terdeteksi satelit cuma ada dua titik panas di Aceh. Jumlah ini menurun dibanding dengan kemarin (Senin, 4/3), ada lima titik panas yang tersebar pada tiga daerah di provinsi ini,” tambahnya.
Ia menerangkan, ke dua titik panas di provinsi berjuluk “Serambi Mekkah” tersebut, tersebar masing-masing satu titik pada dua kabupaten yang berada di wilayah Barat-Selatan di Aceh.
Di Aceh Selatan tepatnya di Kecamatan Kluet Selatan memiliki tingkat kepercayaan atas karhutla sekitar 65 persen, dan Nagan Raya di Kecamatan Beutong dengan tingkat kepercayaan 54 persen.
“Kedua titik panas di Aceh ini belum menjadi titik api, tapi cuaca di area sekitarnya cukup panas lebih dari 40 derajat Celcius. Kondisi ini sangat rawan terjadi kebakaran di musim kemarau ini,” tegas Zakaria.
Pelaksana tugas Gubenur Aceh, Nova Iriansyah bulan lalu telah mengimbau bagi kepala daerah di provinsi tersebut, supaya melakukan upaya pencegahan dini terhadap bahaya karhutla di daerah masing-masing pada 2019.
“Surat Gubernur Aceh terkait Karhutla itu dengan nomor 360/373 tanggal 11 Januari 2019, ditujukan kepada Bupati/Wali Kota se-Aceh,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Teuku Ahmad Dadek.