_
Medan – Dua calon perwira berdarah Karo mengalami nasib sial. Kedua pria asal Medan yakni, Sermadatar Michael Ginting dan Pratar Gerry Ginting harus hengkang dari pendidikan Akademi Militer di Magelang. Keduanya di PTDH (Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) terkait pencurian dan penganiayaan.
Seperti halnya dikutip dari status facebook milik pengamat Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara, Wara Sinuhaji. Michael dan Gery siswa Taruna Akmil Magelang saat ini berjuang untuk melepaskan diri dari punishment tertinggi di almamaternya.
Wara juga menuliskan bahwa, Michael dan Geri menjelaskan, terkait apa yang mereka terima ini, mengakui bahwa hal ini tidak pantas untuk dijatuhkan bagi mereka. Geri memang mengakui ada melakukan kesalahan, menendang juniornya namun tidak sampai fatal dan masuk rumah sakit.
Begini tulisan yang disampaikan Wara Sinuhaji dalam status facebook nya, Kamis (26/12/2019) dan dilansir Karoindo.com Jumat (27/12): Suria Darma Ginting, orang tua dari dua bersaudara Michael Ginting dan Geri Ginting. Nasibnya lagi apes, orang tua mana yang tidak bersedih dan merasa miris melihat nasib dan keadaan putranya seperti situasi ini ?
Beliau beserta istrinya, sedang di rundung malang sambil berjuang.Kedua putranya ini sudah mendapat surat pemberhentian sementara dari Gubernur Akmil, tempat almamaternya menuntut ilmu di Taruna Akademi Militer di Magelang.
Dunia terasa gelap, mata berkunang kunang, tatapan terasa nanar, hampa dan berharap satu satunya cara,hanya berdoa ke sang iIlahi, pencipta dan penentu segalanya yang terbaik bagi ke dua putranya ini.
Michael dan Gery, dua saudara bermarga Ginting ini, berasal dari Simalingkar Medan. Abang beradik ini adalah siswa terbaik Taruna Akmil Magelang, saat ini berjuang untuk melepaskan diri dari “punishment” tertinggi di almamaternya.
Mereka berdua, Michael dan Geri menjelaskan, terkait apa yang mereka terima ini, mengakui bahwa hal ini tidak pantas untuk dijatuhkan bagi mereka. Geri memang mengakui ada melakukan kesalahan , menendang juniornya namun tidak sampai fatal dan masuk rumah sakit.
Sementara ada taruna lain yg melakukan penganiayaan ke juniornya hingga terkena limpanya dan masuk rumah sakit tidak di beri hukuman “punishment” tertinggi, kata beliau.
Sisi lain Michael memaparkan bahwa BAP tidak bisa di minta ke Almamaternya karna sudah ketentuan baku peradilan internal demikian, kata nya lebih jauh.
Masih banyak sisi miris yang di alami oleh dua bersaudara Taruna AKMIL ini, namun sekarang yg di butuhkn adalah sikap empati dan simpati dari seluruh masyarakat Indonesia bagi mereka.
Apakah kesalahan yang diperbuat dua bersaudara dengan tuduhan mencuri sebuah alasan yang logis dan tepat untuk mengeluarkan dua bersaudara ini dari almamater yang didambakannya ini.?
Berapa besarkah salah ke dua siswa Taruna Akmil bersaudara ini.Kenapa Ginting bersaudara ini harus dipecat dari Akmil Magelang.
Mereka, abang beradek ini sebelum dipecat dan dikeluarkan sementara, terlebih dulu telah menjalani hukuman. Tangan mereka digari dan dikurung selama lima hari di dalam sel. Kepala dipukuli gunakan balok kayu.Saat di BAP, dipaksa untuk mengaku sebagai pencuri.
Bukankah prilaku dan tindakan ini persis model dan ala rejim orba ? Jangan jangan lembaga Akmil ini telah pula disusupi oleh kelompok kaum radikal, sebagaimana siswa yang direkrut dan terindikasi radikal serta menjadi viral beberapa waktu yang lalu.
Mari kita berpikir positip, saya yakin personil personil senior di Akademi Militet sana, juga manusia manusia yang bisa berbuat salah.
Semoga saja, kita berharap, keputusan sementara Danjen Akmil ini tidak menjadi berkembang jadi sebuah ketetapan dari Panglima TNI. Upaya terbaik telah dilakukan oleh toko tokoh masyarakat, mari kita dukung dalam doa agar sesuatu yang terbaik buat Michel dan Geri, dua Ginting bersaudara ini.
Amin……(malaon)
Bangsat kau nuduh akmil di susupi Radikal. Jgn sembarangan kau berucap Radikal Radikal.. Mampus kau d pecat