MEDAN – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) , Edy Rahmayadi berkomitmen untuk menyelamatkan Situs Benteng Putri Hijau di Deliserdang.
Komitmen Gubernur itu disampaikan pada acara Ekspos/Peluncuran Museum Benteng Putri Hijau serta penandatanganan MOU Seminar Internasional tentang Benteng Puteri Hijau antara Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dengan Pusat Ilmu Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial (Pussis) Universitas Negeri Medan di Medan, Sabtu.
Edy Rahmayadi bercerita pada masa kecilnya sering dibawa ayahnya berjalan-jalan mengunjungi situs-situs bersejarah di Medan.
Hal itulah menurut dia, untuk berkomitmen menyelamatkan Situs peninggalan Kerajaan Aru Benteng Puteri Hijau.
Sementara,Kepala Pussis Unimed Dr. Ichwan Azhari mengatakan pihaknya telah melakukan riset tahun 2008 dan dengan balai arkeologi dan 2009 Pussis Unimed lintas disiplin.
Dalam proses itu, ia menjelaskan pihaknya sering mengunjungi situs itu, dan dalam ekskavasinya ditemukan situs abad 12 yang dicari ternyata ketemu.
Lebih lanjut ia menganggap hunian kuno yang luar biasa, Kerajaan Aru abad 12 yang sudah memanfaatkan hunian kuno yang sudah dicari dan dihuni oleh manusia prasejarah dari jejaknya.
Situs itu menurut ia, merupakan situs dunia karena memiliki jejak sejarah, dan benteng militer yang luar biasa karena ditemukannya peluru dari turki dan mata yang aceh.
Dari temuan-temuan tersebut pihaknya menyimpulkan bahwa situs itu melibatkan lintas negara dan menjadi sejarah militer luar biasa yang pernah dimiliki Sumatera Utara.
Ia juga menegaskan, kalau ini bisa diselamatkan situs ini memiliki dimensi yang luas, bukan hanya kebanggan melayu yang dimiliki Kerajaan Aru tapi juga menjadi sejarah pertahanan militer dunia.(il)