Medan – Berbagai hiasan ruangan dan dekorasi lebaran mulai ramai dijual di Kota Medan Sumatera Utara, meski Idul Fitri 1440 Hijriah masih cukup lama.
Seorang perajin hiasan, Munawir yang ditemui ANTARA di Jalan Adi Sucipto, Medan Polonia, Senin, tampak sibuk membuat hiasan ketupat dan beduk pesanan warga berbahan dasar gabus dan styrofoam.
Sudah menjadi tradisi di Medan, hiasan berbentuk ketupat, lampion, unta, pohon kurma, gapura dan bedug menjadi ornamen penghias yang menambah indah suasana rumah saat Ramadhan dan Idul Fitri.
Menurut Munawir, proses pembuatan berbagai hiasan itu relatif mudah, hanya membutuhkan waktu dua sampai tiga hari.
Agar pesanan warga dapat terpenuhi, Munawir mempekerjakan 10 orang.
Dalam sehari ia mampu memproduksi ketupat hias dengan jumlah yang bervariasi, sedikitnya 50 buah dan paling banyak 100 buah.
Sementara untuk bedug berukuran besar, Ia dapat memproduksinya sebanyak tiga buah per harinya.
Agar terlihat bagus dan sedap dipandang mata, hiasan ketupat dan beduk tersebut dicat dalam berbagai warna.
Harga jual barang tersebut tergantung dari ukuran besar kecil yang dipesan. Harga jual hiasan ketupat mulai dari Rp5.000 hingga Rp80.000, sedangkan harga jual bedug mulai dari Rp300.000 sampai Rp500.000
Sementara untuk harga jual hiasan bulan bintang Rp20.000, unta dan kurma Rp250.000, sedangkan untuk menara mulai Rp450.000 hingga jutaan rupiah.
Munawir mengaku bahwa usaha tersebut diturunkan dari sang paman sejak dua belas tahun silam.
“Tetapi kalau mulai mengembangkan usaha secara pribadi baru lima tahun,” kata Munawir.
Munawir menambahkan, keuntungan yang diperolahnya dengan usaha hiasan ini cukup besar.
Dalam sepekan bulan suci Ramadhan jumlah permintaan hiasan bedug dan ketupat meningkat 60 persen.
“Ada pesanan dari Aceh, Batam, Pekanbaru, Berastagi. Tetapi paling banyak tetap dari Medan,” ujarnya.