Medan – Pemuda memiliki peran aktif sebagai kekuatan moral, dan agen perubahan. Mereka perlu wadah yang kondusif. Wadah yang dapat mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan, dan cinta kasih. Memperkuat ketahanan mental-spiritual, iman, takwa, serta meningkatkan kesadaran hukum
Nah, melalui momentum Dialog Pemberdayaan Organisasi Kepemudaan mahasiswa harus mampu mengimplementasikan potensi diri sebagai pengembangan jiwa kepemimpinan meliputi kewirausahaan, kepeloporan dan daya saing sebagai pengejawantahaan inti pola dasar pelayanan kepemudaan yang diamanahkan UU No 40 tahun 2009.
Demikian disampaikan Gubsu Edi Rahmayadi saat membuka Pelatihan Pemberdayaan Organisasi Kepemudaan Badko HMI Sumut dan GMKI Sumut-Nad di Medan, Selasa (09/07/2019) malam.
Dalam kesempatan itu, Gubsu diwakili Sekretaris Dinas Disporasu, Rudi Rinaldi Ssos mengatakan, mahasiswa dan pemuda harus memiliki kompetisi hard skill dan soft skill. Dengan begitu organisasi kemahasiswaan bisa memberi nilai tambah. “Tentunya harus memiliki manajemen organisasi yang baik”,ujarnya.
Kemampuan manajemen organisasi kemahasiswaan mampu membuat perencanaan dan menata program untuk kemajuan organisasi menuju Sumatera Utara yang aman, maju dan bermartabat. Apalagi dari data Kemenristekdikti RI tahun 2018, tercatat 7,5 juta orang mahasiswa untuk pendidikan sarjana dengan rata-rata usia 19-23 tahun.
Ini artinya, potensi pemuda dan mahasiswa sebagai komunitas intlektual berperan menjadi garda terdepan dalam pembangunan bangsa. Mengingat mahasiswa bisa sebagai penyalur aspirasi masyarakat pada pemerintah.
“Dengan begitu peran mahasiswa sangat dibutuhkan dalam perubahan bangsa”.katanya.
Kegiatan ini sendiri dilangsungkan 9 hingga 11 Juli 2019 dengan melibatkan 100 orang mahasiswa dari Badko HMI Sumut dan GMKI Sumut-Nad.
“Kegiatan dimaksud untuk memberi pemahaman secara komprehenshif dan sebagai pelatihan dasar kepemimpinan organisasi kemahasiswaan di Sumatera Utara|,kata Ketua panitia Budi Syahputra SPd.