MEDAN – Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma’ruf Amin menyampaikan hal menggelitik tatkala memberikan sambutan di hadapan ribuan jamaah pada perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, di gedung MICC, Medan.
Ma’ruf menanggapi pernyataan sebagian pihak yang menilainya terlalu uzur untuk maju sebagai cawapres pada pilpres 2019 mendatang.
“Banyak yang menyatakan saya terlalu tua untuk maju menjadi cawapres, namun menurut WHO, kategori tua itu adalah 80 hingga 100 tahun. Saya 75 tahun,” ujar Ma’ruf yang disambut tepuk tangan hadirin, Selasa (20/11/2018).
Pada acara yang digagas relawan Jokowi – Ma’ruf Amin (Jamin Sumut) itu, ia menceritakan pengalamannya tatkala bertemu dengan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohammad
“Saya ini ibaratnya masih setengah baya. Saat itu saya berdiri di samping pak Mahathir,saya merasa lebih muda. Pak Mahathir dengan usia 93 tahun saja berani menjadi Perdana Menteri, maka saya yang 75 tahun juga mestinya berani,” ujarnya.
Ma’ruf mengatakan, kiprahnya selama ini di Majelis Ulama Indonesia, yakni bertujuan membangun bangsa Indonesia dari sisi kultural.
“Setelah saya diajak pak Jokowi untuk menjadi Cawapres, saya ingin mengabdi kepada bangsa ini dari jalur struktural Insya Allah,” ucapnya.
Dukungan para ulama sebelum menjadi Cawapres, lanjut Ma’ruf membuatnya semakin mantap maju menjadi calon orang nomor dua di Indonesia.
“Langkah saya ini juga memberikan semangat kepada santri, karena santri bisa jadi apa saja. Mulai dari saudagar santri, Wakil Gubernur seperti di Jateng, Cawapres seperti saya hingga Presiden seperti Gusdur. Insya Allah ke depan ada yang menjadi Presiden dan itu harus santri dari Sumatera Utara,” katanya.
Ma’ruf juga menceritakan pengalamannya tatkala dahulu masih mengenyam pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah.
“Dahulu ada seorang tua yang menanam bibit pohon dan ditegur. Orang yang menegur mengatakan, sebelum pohon itu tumbuh, orang yang menanam sudah wafat. Namun orang tua itu mengatakan bahwa ia menanam pohon untuk generasi sesudahnya,” katanya.
Sambil berseloroh, Ma’ruf mengatakan ia bersama Capres Joko Widodo, sedang dan akan menyiapkan landasan untuk generasi millenial.
“Saya ini generasi zaman old, sedang menyiapkan sesuatu untuk generasi zaman now di 2024 agar bangsa ini bisa tinggal landas,” jelasnya.
Tak sampai di situ, menurut Ma’ruf menilai sosok Jokowi telah berhasil membuktikan pembangunan infrastruktur dan lainnya.
“Orang yang menafikan hal itu yang saya katakan budek dan tuli. Bukan budek dam tuli secara fisik namun hati. Banyak orang yang salah paham dengan perkataan saya ini,” katanya.
Namun menurut Ma’ruf meski banyak pihak yang mempermasalahkan statement budek dam tulinya itu, namun dukungan kepadanya terus berdatangan termasuk dari kaum penyandang disabilitas.
“Saya telah jelaskan itu bukan untuk saudara penyandang disabilitas. Alhamdulillah saya mendapat dukungan dari para penyandanv disabilitas di Kepri,” ujarnya.
Tak lupa di akhir sambutan, kepada hadirin pendamping Capres Petahana itu memohon doa restu untuknya.
Acara itu dihadiri Ustaz kondang, Yusuf Mansur, Mantan Gubsu, Erry Nuradi, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin dan Menantu Jokowi, Bobby Nasution.