Ormas Medan Membuat Onar di Mie Gacoan Medan
Medanaktual – Bobby Nasution, yang menjabat sebagai Wali Kota Medan, memberikan respons terhadap video viral yang memperlihatkan sekelompok organisasi masyarakat (ormas) yang diduga melakukan unjuk rasa di Mie Gacoan terkait masalah parkir. Dalam tanggapannya, Bobby mengajak semua pihak untuk mematuhi peraturan yang berlaku dalam pengelolaan lahan parkir. Ia menekankan pentingnya mengikuti regulasi dengan mengatakan, “Jika Anda mencari penghasilan, carilah sumber penghasilan yang legal.”
Bobby Nasution menyatakan bahwa masalah izin parkir harus diurus melalui prosedur yang berlaku, baik melalui Dinas Perhubungan atau Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Medan. Ia menjelaskan bahwa pengelolaan parkir diatur oleh pihak berwenang, dan harus mengikuti ketentuan yang berlaku di Dishub atau Dispenda, bukan di tempat usaha atau bisnis tertentu.
Selanjutnya, Bobby, yang juga merupakan menantu Presiden Joko Widodo, mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga iklim investasi yang kondusif di Kota Medan. Ia berharap agar para investor merasa nyaman untuk berinvestasi di kota tersebut. Bobby menyatakan tekadnya untuk menciptakan iklim investasi yang baik dan aman, serta mengundang semua pihak, termasuk ormas, untuk berpartisipasi dalam upaya membangkitkan ekonomi.
Sebelumnya, kasus ini menjadi viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram @apacerita_medan. Video tersebut memperlihatkan sejumlah anggota ormas yang mendatangi Mie Gacoan dan tampak berkerumun di beberapa area kafe di sana. Narasi dalam video tersebut mengindikasikan bahwa peristiwa ini terjadi karena ormas tidak diberikan izin untuk mengelola lahan parkir.
Manajer Legal Mie Gacoan Region III, Romy Tampubolon, saat dikonfirmasi, mengonfirmasi bahwa sekelompok ormas telah mendatangi Mie Gacoan. Namun, ia menegaskan bahwa pihaknya tidaklah yang mengunggah video tersebut secara viral. Romy mengungkapkan bahwa peristiwa ini terjadi belum lama ini dan meskipun tidak ada insiden kekerasan, kehadiran ormas tersebut membuat pengunjung merasa tidak nyaman. Ia menjelaskan bahwa mereka makan, minum, dan mengantre dengan mengenakan seragam ormas di malam hari, dan ketika pihak Mie Gacoan mencoba membersihkan dan memberi tahu bahwa ada pelanggan yang ingin duduk, ormas tersebut menolak untuk memberikan tempat atau pindah.