Medan – Provinsi Sumatera Sumatera Utara selama ini dikenal dengan gudang atlet. Hal ini tak lepas dengan banyaknya atlet dari daerah ini membela “Merah Putih” di pentas internasional seperti SEA Games maupun Asian Games. Meskipun identik dengan gudang atlet namun Sumatera Utara masih kurang dengan tenaga sport massage profesional.
Malahan SDM yang menguasai sport massage di tanah air maupun di Sumatera Utara sangat minim dan masih banyak dilakukan secara tradisional. Atas dasar itulah Dinas Pemuda dan Olahraga Sumatera Utara (Disporasu) menyelenggarakan Pelatihan Peningkatan Standarisasi Tenaga Keolahragaan Masseur.
Pelatihan yang digelar selama empat hari (1 sampai dengan 4 Oktober) 2019 di Medan diikuti oleh 30 peserta dari kalangan olahragawan, akademisi di Sumut.
Kabid Pembinaan Prestasi Olahraga (PPO) Disporasu, Drs Josua Sinurat MAP yang mewakili Kadisporasu mengatakan seiring dengan banyaknya cabang olahraga di Sumut dan berkembangnya multi even olahraga justru tenaga sport massage masih minim. Maka dari itu kegiatan pelatihan tenaga sport massage perlu diadakan untuk menambah minat masyarakat menggeluti profesi ini.
“Profesi ini semakin berkembang dengan banyaknya permintaan tenaga sport massage namun tetap saja profesi ini masih kurang,” katanya saat menutup kegiatan tersebut, Jumat (4/10).
Mantan pegulat Sumut itu mengatakan pentingnya pelatihan ini untuk membantu proses penyembuhan cidera atlet di seluruh cabor.
Dijelaskannya terhambatnya proses penyembuhan cedera karena olahraga biasanya karena pasien atau atlet menyepelekan teknik manipulasi pijat olahraga dan mereka menganggap itu hanya pijat biasa atau ditangani oleh terapis yang kurang menguasai teknik pijat olahraga.
Karena Otot itu bisa diraba dan dirasakan tingkat kekenyalannya, tingkat fleksibilitasnya efek cedera berupa panas, bengkak,merah dan rasa nyerinya.
“Sebenarnya di masyarakat masih banyak yang menggunakan tenaga tradisional namun hal itu berbeda jika akan masuk ke cabor atau institusi olahraga karena diperlukan tenaga ahli yang berlisensi profesional. Karena itu pelatihan ini memang sangat penting,” jelasnya.
Ketua panitia pelaksana pelatihan, Maimun melaporkan, kegiatan ini menghadirkan pakar masseur dari Lembaga Khusus Massage Nasional, DR Bambang Priyonoadi,M.Kes dan DR Suprayitno, M.PD dengan melibatkan 30 peserta.
Dan selama pelatihan, para peserta akan diberikan ilmu teori dan praktek yang langsung ditangani kedua narasumber tersebut. (Harry S)