MEDAN – Tim gulat Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Provinsi Sumatera Barat tampil sebagai juara umum di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) gulat antar PPLP, PPLPD, dan SKO 2018, yang berakhir di Atrium Hermes Palace Polonia, Medan Jumat (2/11) malam. Total Sumatera Barat mengumpulkan nilai 99 angka dari raihan 1 emas, 1 perak, dan 9 perunggu.
Medali emas Sumbar dipersembahkan Randa Riandesta (80 kg) gaya bebas putra. Sedangkan medali perak melalui Suci Andini (53 kg) gaya bebas putri. Kemudian sembilan perunggu lainnya Yusma Deswita (49 kg) bebas putri, Irsya Dunas (48 kg) greco, M Fauzan (51 kg) greco, Ananda Fauzan (55 kg) greco. Kemudian lima perunggu lainnya melalui gaya bebas putra, Rahmad Illahi (60 kg), Ando Anggara (45 kg), Tegar Waluya (48 kg), Rexi Alfaleri (71 kg), Kevin Brilian (92 kg).
Pelatih kepala PPLP Sumbar, Noprimet mengatakan prestasi ini sekaligus keberhasilan kontingen Sumatera Barat mempertahankan predikat juara umum kejurnas 2017 di Banten, sekaligus kali ke -11 mereka tampil sebagai yang terbaik selama pelaksanaan kejurnas PPLP.
“Alhamdulillah dan terima kasih atas perjuangan anak – anak yang mampu mempertahankan predikat juara umum untuk ke sebelas kalinya. Target awal tetap pertahankan kejurnas yang lewat (2017), termasuk pertahankan medali emas,” katanya.
Usai kejurnas, para atlet kembali disibukkan dengan rangkaian event daerah mulai dari Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), Pekan Olahraga Daerah (Porda), dan piala walikota Padang. “Untuk evaluasi memang ada beberapa anak – anak yang harus diperbaiki. Intinya, mental pertandingan mereka,” ucapnya.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumut H Baharuddin Siagian SH MSi mengapresiasi pelaksanaan kejurnas gulat yang berakhir sukses tanpa kendala apapun. Baharuddin berharap, para pemenang untuk tidak cepat berpuas diri dan tetap latihan rutin. Begitu juga bagi yang belum memperoleh medali, jangan berkecil hati, jadikan ajang kejurnas sebagai evaluasi di event yang akan datang.
“Kalian adalah atlet gulat masa depan Indonesia yang akan menjadi kebanggaan bagi negara ini. Maka, tingkatkan terus prestasi, berlatih keras sehingga suatu saat bisa menjasi atlet yang berhasil. Bisa mengangkat derajat diri sendiri, kebanggaan orangtua, daerah dan negara Indonesia,” harap Baharuddin.
Baharuddin juga berharap kejurnas gulat yang dilaksanakan selama lima hari di kota Medan ini, bisa memberikan motivasi khusus bagi atlet Sumut, guna memacu lagi prestasi di event nasional yang akan datang. Baharuddin menegaskan, Sumut selalu siap kembali menjadi tuan rumah yang baik pada event kejurnas untuk cabang olahraga apapun.
“Insya Allah, Sumut sampai hari ini tetap selalu menjadi tuah rumah yang baik, untuk event skala nasional maupun internasional. Kita selalu siap jika dipercaya menjadi tuan rumah, apalagi Sumut sedang persiapan menuju tuan rumah PON 2024 nanti,” yakin Baharuddin.
Sementara kontingen tuan rumah Sumut harus puas tanpa medali emas, dan hanya meraih 1 perak, 2 perunggu dengan total 63 poin. Medali Perak diraih oleh Libra Parklindo Sembiring di kelas 48 kg gaya bebas putra. Kemudian medali perunggu melalui Brata Sembiring di kelas 38 kg gaya bebas putra, dan M Taufik Hidayat di kelas 60 kg gaya bebas putra.
Pelatih kepala Gulat PPLP Sumut Darwin Sibarani, raihan tersebut susah cukup membanggakan, karena dari awal tim pelatih tidak memasang target. Darwin beralasan, pada kejurnas tahun ini pesaingnya merupakan atlet yang sudah memiliki jam terbang lebih atau yang telah berlaga di ajang Popnas. Diakui Darwin persaingan untuk kejurnas tahun ini memang merata di semua kelas.
“Kami Cuma bisa meraih satu perak dan dua perunggu. Itupun kami latihan baru 3 bulan. Apalagi atlet – atlet yang tanding kali ini merupakan mantan Popnas. Tapi, di Popnas 2019 nanti, kami siap menyumbangkan dua medali emas,” yakin Darwin.
Sementara untuk kategori pegulat terbaik gaya bebas putra, Tegar Arya Wibisono (Jawa Tengah) di kelas 51 kg. Pegulat terbaik gaya Greeco Roman adalah Bahrony Elwansyah Saputra (Bengkulu) di Kelas 48 kg. Sedangkan pegulat terbaik gaya bebas putri adalah Laily (Semanor Jawa Timur) kelas 46 kg.
Laily sendiri mengaku senang bisa merebut emas sekaligus dinoabtkan sebagai pemain putri terbaik. Dikatakan pegulat cantik kelahiran Malang, 13 Desember 2001 ini, kemenangan ia persembahkan bagi kedua orang tuanya, terkhusus bagi almarhum sang ayah Agus Eko Wahyudi. “Senang rasanya bisa dapat medali emas. Gak nyangka bang jadi pemain terbaik juga. Kemenangan ini saya persembahkan spesial buat almarhum ayah,” ucap anak pertama dari dua bersaudara ini.
Sebelumnya kejurnas gulat antar PPLP, PPLPD, dan SKO 2018 diikuti 270 atlet dan official dari 26 tim, yang dimulai sejak 30 Oktober – 3 November. (swl)