Tapsel – Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan melaksanakan deklarasi penumbuhan kawasan organik perkebunan dan siaga OPT (Organisme Penganggu Tumbuhan).
Bupati Tapanuli Selatan Syahrul M.Pasaribu hadir dalam deklasi sekitar 150 pegiat kopi Tapanuli Selatan dari lima kelompok tani yang dilakukan di aula Sarasai II Kantor Bupati setempat, Jalan Lafran Pane, Sipirok, Sabtu.
Dalam sepatahkatanya, Syahrul mengatakan deklarasi lima Koptan pagiat kopi organik tersebut tidak lepas dengan sudah dikeluarkannya Indikasi Geografis kopi arabika Sipirok dari Kemenhumkam RI.
“Irisannya deklarsi pegiat kopi organik ini berkaitan visi misi Kabupaten Tapanuli Selatan mewujudkan masyarakat yang sejahtera disamping sehat dan cerdas,”katanya.
Ia mengtaakan, komoditi kopi organik (bebas pestisida) jelas harganya lebih tinggi, dan sudah dilirik dunia.
“Mari kita wujudkan sertifikat hak patent kopi arabika Sipirok dalam rangka peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat,”ajaknya.
Sementara Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (KBPPTP) Medan Dwi Parptomo Sudjatmiko, mengatakan potensi sumber daya alam Tapsel sayang kalau tidak dikelola maksimal.
Memng, sudah ada dua desa kelompok tani Tapanuli Selatan yang akan ingin mendapatkan sertifikat desa organik, katanya. Pertama kelompok tani di Desa Batangmiha, Kecamatan Sipirok (Kopi), dan Desa Huraba, Kecamatan Marancar (Coklat).
“Dengan deklarasi lima Koptan lainnya yaitu Koptan Maju Bersama / Sahata (desa Sialaman Sipirok), Mekar Jaya – Serasi (desa Situmba, Sipirok), dan Koptan Cendana (kilang papan, Sipirok), maka Tapanuli Selatan nantinya akan memiliki tujuh desa organik,”sebutnya.
Sementara Dirjen Perkebunan dari Kementerian Pertanian RI melalui Direktur pemberdayaan perlindungan tanaman perkenunan Dudi Gumadi, dalam arahannya di acara tersebut, mengatakan, Tapanuli Selatan sebuah surga yang di ‘lemparkan’ Tuhan Yang Maha Kuasa di Sumatera Utara.
“Tapsel lengkap dengan sumber daya alam dan tambang. Sayanglah kalau potensi dan peluang itu tidak bisa dimanfaatkan. Kita harus menikmati produk tderbaik yang ada di daerah kita, bukan malah sebaliknya,”ujarnya.
Dia mencontohkan kopi organik Baliem asal Papua yang laku terjual delapan (8) juta/kilo, demikian halnya kopi Toraja. Vietnam dalam/hektare bisa capai green bean 2,5 ton, kita kenapa tidak?.
“Oleh karena itu, dengan adanya IG saya harap petani kopi arabika Sipirok dapat bangkit dan bersaing dengan daerah/negara lain. Apalagi dengan komoditi kopi organik,”katanya.
Ini bunyi kalimat yang diikrarkan lima kelompok tani dalam acara deklarsi tersebut;”Kami..petani perkebunan kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara siap melaksanakan penambahan kawasan organik perkebunan.” Pertanian organik….Yes. Siaga OPT….Oke.
Hadir dalam acara deklarasi tersebut, unsur Forkopimda Tapsel, Ketua DPRD Tapsel Rahmat Nsution, Sekda Tapanuli Selatan Parulian Nasution, Anggota DPRD Provinsi Sumut Doli Sinomba Siregar, Mantan Dirut TSM Syamsul Qamar, Kadis Pertanian Bismark Maratua Siregar, pegiat kopi Sipirok, pejabat eselon dan undangan lainnya.(riani)