Medan – Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Sumatera Utara memberhentikan secara hormat tujuh pelatih binaan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP). Dispora mengkalim langkah tegas ini dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dari capain prestasi di semua cabang olahraga pada tahun ini.
Tujuh pelatih tersebut berasal dari empat cabang olahraga. Mereka adalah Sumardi, Supriono, Julio Roberto (sepakbola), Syahrizal (voli putri), Lilik Heriyanto, Nurhasim (atletik) dan Suprapto (pencak silat).
Kadispora Sumut H Baharuddin Siagian melalui Kabid Pembudayaan Olahraga Rusli menjelaskan pemutusan hubungan kerja ketujuh pelatih kepada Dispora berdasarkan hasil evaluasi, yang dilihat dari aspek pencapaian prestasi tiap – tiap cabor baik untuk event regional maupun nasional. Evaluasi ini sekaligus kebijakan dari pimpinan sebagai bentuk ketidakpuasan atas pencapaian prestasi atlet.
“Memang benar ada tujuh pelatih yang kita berhentikan berdasarkan hasil evaluasi. Evaluasi di rasa perlu ketika ada sejumlah cabor dinilai tidak mampu meningkatkan capain prestasi, bahkan semakin menurun. Kita tidak ingin prestasi atlet semakin menurun,” jelas Rusli, Senin (12/11) di Kantor Dispora Sumut, Jalan Willem Iskandar, Pancing.
Dikatakan Rusli, selain evaluasi pelatih pihaknya juga akan mengevaluasi sejumlah atlet yang tidak menunjukkan peningkatan prestasi selama menjadi binaan PPLP. Upaya ini dilakukan agar nantinya para alumni PPLP Sumut benar – benar ditempa menjadi atlet berkualitas dengan segudang prestasi. “Selanjutnya bukan tidak mungkin bakal ada rencana evaluasi atlet dan pelatih lain. Sebagai contoh cabor pencak silat tidak ada kemajuan. Meski Sumut di Popwil Sumatera melalui cabor silat mampu raih 5 emas, tapi tidak ada satupun atlet PPLP yang raih emas,” ucapnya.
Tidak hanya pencak silat, cabor sepakbola juga mencatatkan sejarah buruk, karena untuk pertamakalinya tidak lolos ke Popnas. Bahkan dari hasil kejurnas antar PPLP di Aceh tahun ini, Sumut juga gagal tampil sebagai juara.
“Kita melihat selama ini ada miss komunikasi diantara ketiga pelatih. Kita evaluasi juga karena atas dasar tidak berprestasi, termasuk untuk atletik dan bola voli. Kalo dibiarkan malah bumerang bagi prestasi olahraga Sumut, Sebab, dari sinilah embrio atlet masa depan kita,” tegas Rusli.
Terkait sosok pelatih yang bakal menjadi pengganti ketujuh orang tersebut, pihak Dispora akan melakukan prekrutan pada november ini juga, Meskipun ditegaskan Rusli seleksi tidak bersifat umum dan melalui tahapan yang ketat. “Kita masih menunggu kebijakan pimpinan terkait sosok yang pantas menggantikan ke tujuh pelatih ini. Kita harapkan mereka yang terpilih bisa kembali mengangkat prestasi cabor binaannya. Sebab, tahun 2020 sudah ada Popnas di Papua. Mereka ini nantinya adalah cikal bakal atlet Sumut yang berlaga di PON 2024,” kata Rusli.
Dengan dipecatnya tujuh pelatih, maka sementara ini untuk tidak mengganggu program latihan atlet, pihaknya memberikan tanggungjawab kepada asisten pelatih dan pelaksana harian sementara. Seperti di cabor sepakbola, penanggungjawab pelatihan diserahkan kepada Waluyo. Sedangkan untuk pencak silat diserahkan kepada asisten pelatih Pedomanta Keliat. Begitu juga untuk bola voli putri masih diasuh pelatih kepala Elfian. Serta Atletik, hanya menyisakan satu pelatih tolak peluru Sukraj Singh. (wal)