Medan – Atlet pelajar yang tergabung di Kontingen Popnas Sumatera Utara sukses mendulang tambahan sejumlah medali yang terdiri atas 2 emas, 1 perak, dan 3 perunggu, Rabu (21/11).
Dengan demikian hingga hari keempat Popnas 2019, kontingen Sumut total sudah mengoleksi 6 emas, 2 perak, 5 perunggu. Raihan medali emas Sumut hingga hari keempat sudah melampaui perolehan Popnas 2017 lalu, yakni 4 emas 10 perak 16 perunggu.
Cabang taekwondo dari arena pertandingan Pendulum Nusantara Hall, Ciawi, kampus IPC Bogor, kembali mempersembahkan emas melalui Nanda Gilang Ramadhan setelah di final kelas -48kg putra, menaklukkan taekwondoin Kaltim, Satria Sandi Wijaya.
Di hari yang sama, taekwondo juga mendulang tambahan satu perunggu melalui Hana Salsabila dari kelas 42kg putri.
Untuk cabor atletik juga mampu kembali menorehkan emas lewat Nella Agustine di nomor sprint 400 meter. Nella mampu mengukuhkan waktu 57,86 detik.
Cabang angkat besi mempersembahkan medali perak melalui lifter Bambang Wijaya di kelas 72kg. Dalam pertandingan yang berlangsung di Gelanggang Remaja Jakarta Timur, Bambang Wijaya mencatat total angkatan 272 kg, sehingga mempersembahkan medali perak.
Medali emas di kelas ini diraih Rizky Zunianshah dari Banten yang mencatat total angkatan 298kg. Sumut masih berpeluang menambah medali dimana pada kelas +64kg, lifter Manda Chaniago turun bertanding di hari kelima, Kamis (22/11).
Sementara itu, karate menambah dua perunggu lewat nomor beregu putra dan putri. Tim beregu putri diperkuat Dian, Arnella dan Vanesha, sedang tim putra diperkuat Leo, Angga dan Fadlan mampu menaklukkan lawan-lawannya pada hari terakhir cabang karate.
Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah didampingi Kadispora Sumut mengaku bangga dengan torehan prestasi yang sudah ditorehkan atlet pelajar. Namun para atlet diminta jangan cepat puas diri, dan terus berlatih.
“Sementara bagi yang belum bermain atau bertanding, diharapkan agar bisa lebih semangat sehingga bisa terus meraih juara dan membanggakan Sumut. Anggap bahwa kita semuanya sama, ingat jangan kalah sebelum bertanding,” pungkasnya.
Pelatih taekwondo Sumut Basuki Nugroho mengaku sebelum partai final sempat harus “memeras otak” untuk mengatur strategi meredam taekwondoin Kaltim itu yang tehniknya sangat bagus.
“Teknik lawan sangat bagus dan ia menang telak di semifinal, sebab itu saya harus berfikir keras untuk meredam lawan. Kita manfaatkan keunggulan nyali dan fisik Nanda untuk mengimbangi lawan, sehingga kami memang main sedikit keras dan tidak mengelakkan benturan sejak awal pertandingan,” katanya.
“cara ini manjur sebab lawan mulai kelihatan takut dengan keberanian Nanda, apalagi kakinya mulai terlihat pincang di babak kedua, namun hebatnya lawan tetap bisa unggul poin sampai jelang akhir pertandingan, sebelum kemudian bisa ditumbangkan,” tambahnya. (