Harga Cabai Naik Drastis di Medan September 2025, Ini Penyebab
Harga cabai di Kota Medan, Sumatera Utara, mengalami lonjakan tajam dalam dua pekan terakhir. Kenaikan harga ini terjadi hampir di seluruh pasar tradisional,, di mana harga cabai merah kini menembus angka Rp 80.000 per kilogram.
Kondisi ini disebabkan oleh cuaca ekstrem dan musim kemarau panjang yang menyebabkan pasokan cabai dari petani menurun drastis, sementara permintaan konsumen tetap tinggi.
Harga Cabai Merah dan Hijau Naik Dua Kali Lipat
Lonjakan harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Kota Medan semakin mengkhawatirkan.
Tak hanya cabai merah, jenis cabai hijau dan rawit pun mengalami kenaikan harga yang signifikan dalam dua pekan terakhir.
Kenaikan ini berdampak langsung pada daya beli masyarakat dan aktivitas pedagang di pasar.
Berdasarkan pantauan di lapangan:
- Cabai merah: dari harga normal Rp 30.000/kg kini melonjak jadi Rp 80.000/kg
- Cabai hijau: naik dari Rp 25.000/kg menjadi Rp 50.000/kg
- Cabai rawit kecil: ikut terkerek ke Rp 50.000/kg
Seorang pedagang di Pasar Tradisional Medan , Mardi, mengatakan bahwa lonjakan harga ini sudah terjadi selama dua minggu terakhir.
“Cuaca panas yang berkepanjangan membuat hasil panen petani menurun. Itu yang bikin pasokan menipis dan harga naik,” ujarnya pada Jumat (19/9/2025).
Cuaca Ekstrem Jadi Penyebab Utama Harga Cabai Mahal
Menurut Kepala Bidang Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan Sumatera Utara, Lambok Turnip, kemarau panjang selama empat bulan melanda berbagai sentra produksi cabai di Sumut seperti:
- Kabupaten Karo
- Dairi
- Simalungun
- Humbang Hasundutan
- Tapanuli Utara
Akibatnya, produksi menurun tajam dan pasokan ke pasar tradisional terganggu, meskipun secara data stok masih mencukupi.
“Panen di beberapa daerah hampir habis, misalnya di Batubara. Ini penyebab utama berkurangnya pasokan cabai,” jelas Lambok.
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah perlu membangun sistem penyimpanan hasil panen agar harga cabai tidak terlalu fluktuatif saat cuaca tidak mendukung.
Dampak Kenaikan Harga Cabai Bagi Masyarakat dan Pedagang
Kenaikan harga cabai membuat masyarakat kelas menengah ke bawah harus mengurangi pembelian cabai demi menghemat pengeluaran.
Seperti yang dirasakan Sri, warga Medan Helvetia, yang biasanya membeli setengah kilogram cabai, kini hanya mampu membeli 100 gram.
“Gaji suami harus dibagi-bagi. Sekarang beli cabai pun harus dikurangi,” keluhnya.
Tak hanya konsumen, para pedagang pun turut terdampak. Banyak yang mengaku omzet turun hingga 50% karena daya beli masyarakat melemah.
Masyarakat dan Pedagang Harap Pemerintah Stabilkan Harga Cabai
Dengan terus melonjaknya harga cabai di pasar-pasar tradisional, masyarakat berharap pemerintah segera turun tangan melalui berbagai bentuk intervensi.
- Menambah pasokan dari daerah surplus
- Menyediakan subsidi harga bagi pedagang kecil
- Mempercepat distribusi logistik dari sentra produksi
Kondisi ini menunjukkan pentingnya pengelolaan rantai pasok pangan yang lebih adaptif terhadap perubahan iklim, agar kebutuhan pokok seperti cabai tetap terjangkau.