Medan – 200 pelajar dan pemuda dari berbagai elemen mengikuti kegiatan sosialisasi tentang upaya pencegahan lost generation dan destruktif bagi pelajar dan pemuda, di SMAN 12 Medan, Selasa (17/4), yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Utara.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumut Baharuddin Siagian SH MSi mengatakan, pembinaan karakter bangsa dengan menumbuhkembangkan jiwa nasionalisme terhadap negara, sangat penting bagi pemuda memasuki zaman milenia. Pembinaan karakter seseorang dinilai penting untuk menghindarkan diri dari prilaku negatif, seperti penyalahgunaan narkoba maupun kemajuan teknologi informasi.
“Kegiatan ini bermanfaat bagi pelajar dan pemuda agar tidak terlibat dalam penyalahgunaan narkoba, yang saat ini sangat mengkhawatirkan. Pelajar dan pemuda sebagai orang yang memiliki intelektual tinggi dan cerdas harus dilindungi agar terhindar dari narkoba. Tentu ini menjadi tantangan bagi semua pihak baik pemerintah, keluarga, sekolah, bahkan hingga pemerintahan tingkat bawah,” ucap Baharuddin Siagian usai membuka kegiatan.
Baharuddin mengajak kepada semua elemen mulai dari lingkungan keluarga hingga sosial, ikut andil dalam memerangi penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar yang bisa merusak masa depan generasi penerus bangsa. Salah satunya adalah pembinaan karakter dengan memperkuat keimanan kepada Tuhan yang Maha Esa serta mengisi dengan kegiatan positif dan bermanfaat. Selain menghindari penyalahgunaan narkoba, pemuda juga dituntut mampu memfilter informasi yang bermanfaat dari kemajuan teknologi masa kini.
“Usia 16 hingga 30 itu masih bisa difasilitasi dan diberi pembekalan berupa ilmu untuk menjadi orang yang cerdas. Serta berguna bagi bangsa dan negara di masa datang. Bagaimana anak anak muda juga harus berani menjadi wirausaha pemula, menjadi pemimpin bangsa, dan menjadi tauladan baik. Kita harapkan mereka juga bisa menjadi duta anti narkoba di sekolahnya,” ujar Baharuddin.
Ketua Komisi E DPRD Sumut Mustofawiyah mengatakan, salah satu kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam upaya mencegah lost generation adalah dengan pembentukan peraturan Daerah (Perda) tentang penyalahgunaan narkoba, penyelenggaraan pendidikan dan keolahragaan. Adakalanya dalam pencegahan tersebut peran pemuda juga diperlukan terutama bertanggungjawab dalam pembangunan nasional seperti menjaga Pancasila sebagai ideologi negara, menjaga keutuhan NKRI, perkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, melaksanakan konstitusi, demokrasi, dan tegaknya hukum. Meningkatkan ketahanan budaya nasional dan meningkatkan daya saing dan kemandirian ekonomi bangsa.
“Kegiatan ini bagus untuk dilaksanakan tiap tahun, tapi jangan hanya satu atau dua titik saja. Kalo bisa seluruh pemuda pelopor juga melaksanakan kegiatan ini. Kita berharap dengan motivasi ini mereka terdorong akan tertanam dalam batinnya bahwa narkoba itu sangat penting untuk dihindari,” jelasnya.
Menurut Mustofawiyah, salah satu pencegahan lost generation adalah dengan pendidikan karakter, pengembangan budaya literasi, pengembangan kewirausahaan, kepeloporan kepemudaan, dan sarana prasarana keolahragaan. Hal itu juga menghindarkan pemuda dari bahaya penyalahgunaan narkoba dan informasi teknologi yang menjadi virus membahayakan bagi masa depan pemimpin bangsa.
“Sekarang ini teknologi banyak merusak generasi bangsa kita. Tetapi, kalo kita bisa hindari itu, terkunci dia. Jadi, selama ini terbuka sehingga mengakibatkan kebutuhan tinggi. Tidak hanya orang tua, tapi anaknya juga butuh biaya tinggi. Tapi, kemajuan teknologi tidak bisa dihindari,” katanya.
Kepala sekolah SMAN 12 Medan, Jasmen Tampubolon mengatakan, pembekalan ini menjadi modal bagi para peserta untuk menambah pengetahuan dan nilai tangkal terhadap bahaya narkoba.
“Selain sosialisasi mereka di sini juga telah melihat langsung panti sosial rehabilitasi narkoba Lau Bakrie di Deliserdang, sebagai contoh langsung bagi mereka. Dengan begitu, mereka akan tahu dampak besar akibat mengonsumsi narkoba,” kata Jasmen.
Ditambahkan Jasmen, SMAN 12 Medan juga telah menerapkan peraturan pelarangan melakukan hal yang tidak bermanfaat seperti dilarang merokok, dan mengonsumsi narkoba. Termasuk menyediakan loker khusus penyimpanan alat komunikasi bagi siswa saat proses belajar berlangsung. Selain itu, kegiatan ekstrakulikuler di bidang olahraga, Pramuka, dan kesenian juga diakuinya sangat berpengaruh besar dalam mengisi waktu siswa dengan kegiatan positif. “Tes urine kita memang belum terapkan, tapi sampai saat ini belum ada siswa kami yang terlibat narkoba. Jika ada, sekolah pasti akan memberi sanksi bagi mereka,” tegasnya.