Pantai Labu – Gelombang selimut duka dalam kehidupan sanak keluarganya terkesan tiada berakhir, “Lolos dari cengkraman maut konflik di Aceh, Bocah SD berangkat kesekolah menderita memanjat tembok beton setinggi 3 meter “. Kondisi memprihatink dialami sisa pengungsi konflik asal daerah Aceh, berada diareal pertenian Desa Perkebunan Ramunia Pantai Lubu Deli Serdang Sumatera Utara.
Konflik di daerah Aceh pada tahun 1999 menjadi historis yang mencemaskan dialami belasan Kepala Keluarga (KK), sehingga untuk menyelamatkan diri harus eksudus keluar dari daerah Aceh mengungsi keluar daerah yang lebih aman. Namun sekitar 3 tahun terakhir tepatnya tahun 2015 markas tempat pengungsian ditembok beton setinggi 3 meter, terkesan tidak menjadi kendala demi menuntut ilmu dibangku sekolah.
Para pengungsi Aceh sampai beranak cucu menempati areal pertanian, saat lahan akan dipagar tembeok beton pada tahun 2015 sejumlah pengungsi mencari lokasi tempat tinggal masing-masing. Disebabkan lokasi warga pengungsi Aceh itu akan dibangun pagar beton lebih kurang ketinggian sekitar 3 meter, ucap Kepala Desa Perkebunan Ramunia Pantai Labu.(23/10).
Namun dari jumlah belasan KK mengungsi di daerah ini, ada tiga KK belum bersedia meninggalkan lokasi pengungsian sementara. Sisa warga pengungsi Aceh antara lain Selamet ,48, membawahi 5 keluarga dan Suroto ,52, memiliki 7 kepala keluarga serta Samsiah 3 keluarga. Ke tiga sisa pengungsi konflik Aceh kini terkesan “Abu-abu”, untuk meninggalkan daerah Kecamatan Pantai Labu, ucap ketus seorang warga sembari melintas dihadapan wartawan yang sedang melaksanakan konfirmasi.
Mereka tidak ingin meninggalkan lahan pengungsian sementara dengan alasan kofensasi dinilai terlalu minim hanya Rp 4 juta per KK. Dana sebesar itu tidak usah untuk membangun rumah, untuk membeli setapak tanah guna membangunan rumah tidak cukup. Sementara diareal pemukiman pengungsian, warga eksudus asal Aceh sempat membangun rumah permanen. Mungkin dianggap membangkang tidak bersedia meninggalkan rumah ditempat pengungsiaan yang dibangunnya, aliran listrik diputus sehingga malam hari gelap gulita.
Rumah ketiga KK sisa pengungsi asal Aceh berada ditengah / terblokir bangunan cor beton setinggi sekitar 3 meter, sehingga ke 3 KK mengalami kendala jika ingin beraktifitas. anak atau cucu mereka jika berangkat ke sekolah melalui jalan pintas dengan cara memanjat tembok coran beton. “Saya merasa prihatin, terus terang saja saya belum siap membantu secara materi, Ucap Kepala Desa Perkebunan Ramunia Pantai Labu Deli Serdang Ngadino.(Sft),