Tanjung Balai – Saat melaksanakan tugas terjadinya dugaan politik uang di Tanjungbalai menjelang Pemilu 2019. Salah seorang anggota bawaslu kecamatan mendapat ancaman dan Hp nya dirampas oleh salah satu pendukung kandidat calon legislatif.
Kejadian tersebut di alami korban bernama Chairunnisa Pratiwi Minggu (14/4) disalah tempat di Jalan Sudirman km 6 Kelurahan Sijambi Kecamatan Datuk Bandar Kota Tanjungbalai. Atas peristiwa tersebut korban (Pratiwi) merasa tidak senang korban merasa dilecehkan sehingga membuat laporan ke Polres Tanjungbalai didampingi rekan rekannya sesama aktifis.
Salah seorang rekan korban Al,Mustaqim Marpaung Senin (15/4) di Mapolres Tanjungbalai mengatakan,saat itu korban yang lagi melaksanakan tugasnya sebagai badan pengawas pemilu melintas di Jln.Sudirman melihat ada aktifitas pengumpulan masa di sebuah gudang.
“Karena korban Pratiwi merasa sudah menjadi tugasnya sebagai pengawas Pemilu,diapun singgah ke lokasi gudang tersebut. Tetapi ketika dia singgah tersebut,dihampiri oleh seseorang yang diduga sebagai orang kepercayaan dari pemilik gudang tersebut menghampiri Pratiwi dan langsung menghardiknya.” Siapa kamu dan mengapa kamu memphoto acara pengajian kami ini,”ujar Al,Mustaqim menirukan ucapan orang kepercayaan pemilik gudang tersebut.
Lalu si Pratiwi pun menjawab lanjutnya lagi,”saya petugas pengawas pemilihan kecamatan. Kerna saat ini sudah memasuki masa tenang menjelang Pemilu 17 April 2019,tidak boleh ada kegiatan yang berbentuk pengumpulan masa dan memberikan sebentuk kupon. Tetapi oleh orang kepercayaan pemilik gudang tersebut langsung berkata,disini kan cuma acara pengajian,kenapa harus kamu photo photo ujarnya sembari langsung merampas Hp Pratiwi dan langsung menghapus seluruh isi photo korban,”ujar Al,Mustaqim.
Korban Pratiwi ketika dikonfirmasi pada saat keluar dari ruangan penyidik Mapolres Tanjungbalai mengatakan,laporannya belum bisa diterima kerna belum lengkap bukti dan saksi saksi atas peristiwa yang di alaminya.
” Petugas Polres Tanjungbalai mengatakan belum bisa menerima laporan saya kerna bukti dan saksi saya belum lengkap. Memang pada saat kejadian tersebut saya hanya seorang diri,yang melihat kejadian tersebut hanya beberapa orang kepercayaan pemilik gudang. Mana mungkin mereka mau dijadikan saksi,”ujar Pratiwi sambil menangis.
Kapolres Tanjungbalai AKBP Irfan Rifai.SH.SIK ketika dikonfirmasi H88 melalui kasubag Humas Iptu Ahmad Dahlan Panjaitan mengatakan belum mengetahui adanya anggota pengawas pemilihan yang membuat laporan ke Mapolres Tanjungbalai.” Saya belum mengetahuinya,nanti saya konfirmasi dulu kebenarannya di SPK ya,”ujarnya singkat.(Sur)